Category: Teknologi Informasi

Akhirnya, Misteri Terpecahkan Ilmuwan Fisika Berusia 400 Tahun!

Akhirnya, Misteri Terpecahkan Ilmuwan Fisika Berusia 400 Tahun! – Setelah empat abad membingungkan para ilmuwan, misteri fisika yang dikenal dengan ‘Prince Rupert’s drops’ akhirnya terpecahkan. Penemuan ini sangat penting bagi dunia sains dan teknologi karena mampu memberikan jawaban pada pertanyaan lama tentang bagaimana permen kaca kecil tetesan air dapat bertahan dari hantaman palu, namun dapat hancur dengan sedikit sentuhan pada batangnya. Dalam penelitian baru velvetmedia.id, diketahui bahwa kepala tetesan kaca kecil ini memiliki kekuatan yang tak tergoyahkan karena adanya gaya tekan yang bekerja di bagian luar tetesan, yang menyaingi gaya tekan dalam beberapa bentuk seperti baja.

Tetesan kaca Pangeran Rupert pertama kali dikenal luas pada tahun 1660 dan sejak itu menjadi teka-teki bagi para ilmuwan di seluruh dunia. Namun, berkat penemuan baru ini, misteri tersebut akhirnya terpecahkan. Penemuan ini dilakukan oleh rekan penulis Srinivasan Chandrasekar, seorang profesor teknik industri dan direktur Pusat Pemrosesan Bahan dan Tribologi di Purdue University di Indiana.

Dalam sebuah pernyataan, Chandrasekar menjelaskan bahwa tetesan kaca Pangeran Rupert memiliki kekuatan yang luar biasa karena adanya gaya tekan yang bekerja di bagian luar tetesan. Dalam penelitian yang dilakukan, gaya-gaya ini mampu menyaingi gaya tekan dalam beberapa bentuk seperti baja. Hasil penelitian ini sangat penting bagi perkembangan teknologi dan sains di masa depan.

Sejak dikenal luas pada tahun 1660, tetesan Pangeran Rupert telah menjadi topik penelitian para ilmuwan selama berabad-abad. Namun, baru pada tahun 1994, Chandrasekar dan rekannya berhasil menggunakan kamera berkecepatan tinggi untuk menangkap 1 juta frame per detik dari tetesan air saat pecah. Rekaman tersebut mengungkapkan bahwa retakan kecil yang terbentuk di ekor dengan cepat menyebar ke kepala. Begitu retakan itu mencapai kecepatan yang cukup tinggi (sekitar 1,5 kilometer per detik), retakan itu terbelah menjadi dua.

Penemuan baru tentang tetesan kaca Pangeran Rupert ini akan menjadi landasan penting bagi perkembangan sains dan teknologi di masa yang akan datang. Para ilmuwan akan dapat memanfaatkan penemuan ini untuk mengembangkan material-material baru yang lebih kuat dan tahan banting, serta untuk mengembangkan teknologi yang lebih maju di masa depan.

Dalam penelitian terbaru di bidang sains dan teknologi, para ilmuwan telah berhasil mengungkap misteri sifat kepala tetesan kaca yang sebelumnya sulit dijelaskan. Melalui teknik fotoelastisitas terintegrasi, Chandrasekar dan timnya menemukan bahwa kepala tetesan kaca memiliki kekuatan yang luar biasa dan hampir tidak mudah pecah.

Penemuan ini sangat penting untuk memahami sifat dan karakteristik pernak-pernik kaca, terutama dalam memperbaiki dan meningkatkan keamanan struktur bangunan. Dalam hal ini, teknologi fotoelastisitas terintegrasi telah membuka pintu bagi pengembangan materi dan teknologi baru yang lebih kuat dan tahan lama.

Dengan begitu, para ilmuwan dan ahli teknologi dapat terus mengembangkan inovasi dan solusi baru untuk mengatasi tantangan dalam bidang sains dan teknologi, serta meningkatkan kualitas hidup manusia.

Baca juga: Kecerdasan Buatan Obat Anti Penuaan Melawan “Sel Zombie”

Teknik yang digunakan untuk menempatkan objek dalam genangan air dan kemudian melewati gelombang cahaya terpolarisasi telah menjadi topik penelitian dalam sains dan teknologi. Tekanan internal di dalam materi dapat mengubah polarisasi cahaya, dan melihat polarisasi gelombang cahaya keluar melalui filter khusus dapat mengungkapkan tekanan internal dalam objek. Salah satu objek yang telah diteliti adalah tetesan air Prince Rupert, yang ternyata mengalami tingkat tegangan kompresi yang luar biasa. Tekanan ini terbentuk karena jenis kaca yang digunakan dalam tetesan air mata ini, yang mengembang secara dramatis dengan panas dan menyusut secara dramatis saat terkena air dingin.

Penelitian ini dilaporkan dalam sebuah makalah yang dipublikasikan secara daring di Applied Physics Letters dengan judul “On the extraordinary strength of Prince Rupert’s drops”. Selain itu, pengujian mereka juga telah direkam dan diunggah di Channel Youtube Purdue Engineering dengan judul “Prince Rupert’s Drops: 400 Year Old Mystery Revealed”. Dengan adanya teknologi dan penelitian sains yang terus berkembang, semakin banyak misteri di dunia ini yang dapat dipecahkan.

Kecerdasan Buatan Obat Anti Penuaan Melawan “Sel Zombie”

Kecerdasan Buatan Obat Anti Penuaan Melawan “Sel Zombie” – Penelitian terbaru dari Integrated Bioscience menunjukkan kekuatan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI). Dengan menggabungkan biologi sintetik dan pembelajaran mesin, teknologi kecerdasan buatan dapat menemukan obat awet muda atau anti-penuaan yang efektif melawan “sel zombi”. Integrated Bioscience adalah perusahaan bioteknologi yang berbasis di Amerika Serikat dan bekerja sama dengan para peneliti dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) dan Broad Institute of MIT and Harvard. Temuan mereka yang dipublikasikan di jurnal Nature Aging edisi Mei menunjukkan potensi besar dalam memajukan penelitian senyawa anti-penuaan, termasuk penelitian umur panjang atau awet muda.

Hasil penelitian velvetmedia.id ini sangat penting untuk membantu menekan proses yang berkaitan dengan usia seperti fibrosis, peradangan, dan kanker. Penelitian intensif yang dilakukan oleh Integrated Bioscience menunjukkan bahwa teknologi kecerdasan buatan mampu melakukan penyaringan terhadap lebih dari 800.000 senyawa untuk mengungkapkan tiga kandidat obat dengan kemanjuran yang sebanding dan sifat kimia obat yang unggul, jika dibandingkan dengan senolitik yang saat ini sedang diselidiki.

Sebagai senyawa yang secara selektif menginduksi apoptosis pada sel tua yang tidak lagi membelah, senolitik menjadi kunci dalam upaya mengatasi spektrum luas penyakit dan kondisi yang berkaitan dengan usia seperti kanker, diabetes, penyakit kardiovaskular, dan penyakit Alzheimer. Terlepas dari hasil klinis yang menjanjikan, sebagian besar senyawa senolitik yang diidentifikasi sampai saat ini terhambat oleh bioavailabilitas yang buruk dan efek samping yang merugikan. Integrated Bioscience didirikan pada tahun 2022 untuk mengatasi hambatan ini, menargetkan tanda penuaan lain yang terabaikan, dan memajukan pengembangan obat anti-penuaan secara lebih umum menggunakan teknologi kecerdasan buatan, biologi sintetik, dan alat generasi berikutnya lainnya.

Temuan ini menunjukkan bahwa teknologi kecerdasan buatan dapat menjadi tonggak penting bagi penelitian umur panjang dan penerapan kecerdasan buatan untuk penemuan obat. Integrated Bioscience berharap dapat menjelajahi ruang kimia secara in silico dan muncul dengan beberapa kandidat senyawa anti-penuaan yang lebih mungkin berhasil di klinik, dibandingkan dengan contoh yang paling menjanjikan dari jenisnya yang dipelajari saat ini. Dalam era teknologi yang semakin maju, teknologi kecerdasan buatan memiliki potensi besar untuk memajukan bidang kesehatan dan medis secara signifikan.

Menurut Satotaka Omori, Kepala Biologi Penuaan di Integrated Biosciences dan penulis bersama publikasi pertama, teknologi terapeutik yang secara selektif menghilangkan sel-sel yang terkait dengan penuaan dapat menjadi rute yang menjanjikan dalam pengobatan penyakit yang berkaitan dengan usia. Dalam studi terbaru, peneliti Integrated Biosciences menggunakan teknologi kecerdasan buatan untuk melatih jaringan saraf dalam memprediksi aktivitas senolitik dari molekul apa pun.

Melalui teknologi ini, mereka menemukan tiga senyawa senolitik yang sangat selektif dan kuat dari ruang kimia lebih dari 800.000 molekul. Senyawa-senyawa ini menunjukkan sifat kimia yang menguntungkan dan memiliki prospek yang lebih baik dalam uji klinis untuk membantu memulihkan kesehatan individu yang telah menua. Dalam uji hemolisis dan genotoksisitas, ketiganya juga menunjukkan profil toksisitas yang menguntungkan. Dengan begitu, teknologi yang digunakan oleh Integrated Biosciences berpotensi menjadi terobosan dalam pengobatan penyakit yang berkaitan dengan penuaan.

Dalam analisis struktural dan biokimia terbaru, terungkap bahwa ketiga senyawa tersebut mampu mengikat protein Bcl-2 yang mengatur apoptosis dan merupakan target utama dalam kemoterapi. Selain itu, eksperimen pada tikus berusia 80 minggu menemukan bahwa salah satu senyawa tersebut berhasil membersihkan sel-sel tua dan mengurangi ekspresi gen terkait penuaan di ginjal. Temuan ini menunjukkan bagaimana teknologi kecerdasan buatan (AI) dapat membantu dalam pengembangan obat yang dapat mengatasi penuaan serta menjadi tantangan mendasar dalam bidang biologi.

James J. Collins, Termeer Professor of Medical Engineering and Science di MIT dan founding chair of the Integrated Biosciences Scientific Advisory Board, menyatakan bahwa Integrated Biosciences memanfaatkan teknologi dasar yang telah dilakukan oleh laboratorium akademik selama satu dekade terakhir. Hal ini menunjukkan bahwa kita dapat menargetkan respons stres seluler menggunakan sistem dan biologi sintetik. Kinerja penelitian eksperimental dan platform yang luar biasa telah menghasilkan temuan yang menonjol di bidang penemuan obat dan akan mendorong kemajuan substansial dalam penelitian umur panjang.

Dalam kesimpulan, teknologi kecerdasan buatan menjadi sebuah solusi yang canggih bagi dunia medis, khususnya dalam pengembangan obat-obatan. Karya ini menggambarkan bagaimana teknologi tersebut dapat membantu dalam membawa obat selangkah lebih dekat ke terapi yang mengatasi penuaan. Menurut James J. Collins, Integrated Biosciences dibangun di atas penelitian dasar yang telah dilakukan laboratorium akademik selama sekitar satu dekade terakhir, sehingga temuan ini dapat dijadikan solusi mendasar dalam bidang penemuan obat.