Alasan AI Mengancam Masa Depan Dunia Akademis, ChatGPT Bisa Menulis Skripsi? – Dalam sebuah studi terbaru yang inovatif, para ilmuwan telah menguji kemampuan ChatGPT dalam menghasilkan karya tulis ilmiah dan publikasi akademis seperti skripsi dan jurnal ilmiah dengan menggunakan serangkaian petunjuk dan pertanyaan. ChatGPT merupakan kecerdasan buatan yang semakin menarik perhatian banyak orang di seluruh dunia. Kemampuan ChatGPT dalam menulis karya ilmiah telah menimbulkan perdebatan di kalangan akademisi, yang menunjukkan tingkat kecanggihan baru yang ditawarkan AI dalam dunia akademis. Namun, kemampuan AI tersebut juga menimbulkan kekhawatiran tentang kejujuran akademik dan plagiarisme di sektor pendidikan.

Dalam studi velvetmedia.id tersebut, para peneliti menyebutkan bahwa ChatGPT memiliki potensi untuk menciptakan peluang yang meningkat dan menarik dalam sains dan teknologi, namun juga menimbulkan tantangan yang signifikan bagi komunitas akademik. Oleh karena itu, langkah-langkah yang dapat diambil untuk memastikan pengaruhnya tetap positif harus diperhatikan. Studi inovatif tersebut telah dipublikasikan dalam jurnal peer-review Innovations in Education and Teaching International dengan judul “Chatting and cheating: Ensuring academic integrity in the era of ChatGPT.”

Dengan semakin majunya teknologi ChatGPT, kita harus memastikan bahwa penggunaannya tetap memenuhi standar kejujuran akademik. Oleh karena itu, studi ini menjadi sangat penting bagi komunitas akademik, agar dapat memanfaatkan teknologi ChatGPT secara positif dan efektif dalam dunia sains dan teknologi.

Penelitian ini dilakukan oleh para akademisi dari Plymouth Marjon University dan University of Plymouth dengan menggunakan sains dan teknologi yang canggih. Dalam penelitian ini, mereka memberikan serangkaian petunjuk dan pertanyaan yang cerdas untuk mendorong ChatGPT menghasilkan konten yang berkualitas dan memiliki gaya akademis yang tinggi.

Para ilmuwan menggunakan teknologi canggih untuk memberikan perintah seperti “Tulis makalah akademik asli, dengan referensi, yang menjelaskan implikasi GPT-3 untuk penilaian di pendidikan tinggi.” Mereka juga mencoba mencari solusi untuk mencegah siswa menjiplak dengan menggunakan GPT-3 serta menemukan teknologi yang dapat memeriksa apakah pekerjaan telah ditulis oleh chatbot.

Dalam penelitian ini, para akademisi juga mencoba membuat beberapa judul yang jenaka dan cerdas untuk makalah penelitian akademik tentang tantangan yang dihadapi universitas dalam ChatGPT dan plagiarisme. Dengan menggunakan sains dan teknologi yang canggih, penelitian ini sangat berguna untuk mengembangkan kualitas pendidikan di tingkat universitas.

Setelah menyelesaikan teks, para peneliti menyalin dan menempelkannya ke dalam manuskrip. Mereka menata teks secara luas menggunakan struktur yang disarankan oleh ChatGPT dan menambahkan referensi asli pada keseluruhan teks. Proses ini dijabarkan dalam bagian Diskusi makalah yang ditulis langsung oleh peneliti tanpa bantuan perangkat lunak.

Dalam bagian tersebut, penulis studi menyadari bahwa ChatGPT merupakan inovasi yang jauh lebih canggih dibandingkan inovasi sebelumnya di bidang sains dan teknologi. Meski begitu, teks yang dihasilkan bisa relatif diformulasikan dan dapat dideteksi oleh alat pendeteksi AI yang ada. Temuan ini harus menjadi perhatian bagi staf universitas untuk memikirkan rancangan penilaian mereka secara hati-hati.

“Perkembangan terbaru dalam bidang AI ini menimbulkan tantangan besar bagi institusi pendidikan, termasuk di dalamnya universitas, khususnya dalam menguji pengetahuan dan keterampilan menulis siswa,” ujar Profesor Debby Cotton, penulis utama studi dan Direktur Praktik Akademik serta Profesor Pendidikan Tinggi di University of Plymouth Marjon. “Namun, jika dilihat dari sudut pandang positif, ini merupakan kesempatan bagi kita untuk melakukan perenungan kembali tentang materi apa yang sebaiknya diajarkan kepada siswa dan mengapa.”

Dalam era sains dan teknologi yang semakin maju, perkembangan AI menjadi suatu hal yang tak bisa dihindari. Oleh karena itu, institusi pendidikan harus siap menghadapi tantangan ini dan menyusun strategi yang tepat agar dapat mengoptimalkan penggunaan teknologi ini dalam proses pembelajaran dan meningkatkan kualitas pendidikan.

Saya percaya bahwa AI dapat memberikan solusi bagi para akademisi untuk mengotomatisasi beberapa tugas administratif mereka. Hal ini akan memungkinkan mereka untuk lebih fokus dalam bekerja dengan siswa, dan meningkatkan produktivitas dalam bidang sains dan teknologi. Namun, larangan terhadap ChatGPT di sekolah-sekolah New York hanya menjadi solusi jangka pendek. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, AI sudah dapat diakses oleh mahasiswa di luar institusi mereka, dan perusahaan-perusahaan besar seperti Microsoft dan Google telah memasukkannya ke dalam mesin telusur dan rangkaian Office.

Baca juga: Pengaruh Teknologi Yunani Kuno

Seperti yang dikatakan oleh Reuben Shipway, Dosen Biologi Kelautan di University of Plymouth, dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat, akan ada pemenang dan pecundang. Namun, yang kalah adalah mereka yang gagal beradaptasi dengan lanskap yang berubah dengan cepat. Oleh karena itu, para pemenang akan memanfaatkan teknologi ini untuk keuntungan mereka dengan pendekatan yang pragmatis.

Dalam bidang sains dan teknologi, kita harus terus beradaptasi dengan kemajuan teknologi yang ada dan memanfaatkannya sebaik mungkin. Hal ini dapat membawa kontribusi yang besar dalam pengembangan sains dan teknologi dan membuat perbedaan yang signifikan di masa depan.