E-tatoo: Tato Elektronik yang Berfungsi untuk Mengukur Tingkat Stres – Stres dapat diartikan sebagai respons tubuh terhadap situasi atau tuntutan yang memerlukan tindakan atau perhatian. Hal ini dapat menyebabkan ketegangan fisik, emosional, atau psikologis pada seseorang. Meski setiap orang mengalami stres dalam kadar tertentu, cara meresponsnya dapat berdampak pada kesejahteraan secara keseluruhan. Penyebab stres dapat bermacam-macam, seperti pekerjaan, uang, hubungan, penyakit, atau bahkan peristiwa besar seperti pandemi Covid-19 dan bencana alam.

Dalam bidang sains dan teknologi velvetmedia.id, para peneliti di The University of Texas di Austin dan Texas A&M University telah mengembangkan teknologi tato elektronik (e-tattoo) untuk memantau stres emosional seseorang. Mereka mengaplikasikan grafen sebagai bahan dasar tato elektronik yang dapat menempel di telapak tangan dan terhubung ke jam tangan pintar. Tato ini hampir tidak terlihat, tidak mengganggu, dan mengurangi stigma sosial yang timbul saat memakai perangkat di tempat yang menonjol di tubuh.

Dalam makalah baru yang berjudul “Graphene e-tattoos for unobstructive ambulatory electrodermal activity sensing on the palm enabled by heterogeneous serpentine ribbons”, yang diterbitkan di jurnal Nature Communications, para peneliti menjelaskan tentang penggunaan teknologi tato elektronik untuk pemantauan stres emosional. Diharapkan teknologi ini dapat membantu orang dengan masalah kesehatan mental dan meningkatkan kualitas hidup mereka.

Lu bersama kolaboratornya telah berhasil memajukan teknologi e-tattoo yang dapat dikenakan selama bertahun-tahun. Dalam penelitian ini, mereka menggunakan bahan graphene sebagai favorit karena ketipisannya dan kemampuannya dalam mengukur potensi listrik dari tubuh manusia yang menghasilkan pembacaan yang sangat akurat. Namun, bahan ultra-tipis seperti itu tidak bisa menangani banyak, jika ada tekanan, sehingga pengaplikasiannya pada bagian tubuh yang banyak bergerak menjadi sebuah tantangan, seperti telapak tangan/pergelangan tangan.

Baca juga: Mereka yang Tingkat Pendidikan dan Penghasilannya Rendah Rentan Sebar Hoaks

Pada penemuan ini, saus rahasia adalah bagaimana e-tato di telapak tangan berhasil mentransfer data ke sirkuit yang kaku. Dalam hal ini, jam tangan pintar yang tersedia secara komersial, di luar lab, menjadi pengaturan rawat jalan. Mereka menggunakan pita ular yang memiliki dua lapisan graphene dan emas yang sebagian tumpang tindih. Dengan meliuk-liuk pita bolak-balik, ia dapat mengatasi tekanan yang timbul akibat gerakan tangan untuk aktivitas sehari-hari seperti memegang setir saat mengemudi, membuka pintu, berlari, dan lain sebagainya.

Teknologi pemantauan telapak tangan saat ini menggunakan elektroda besar yang jatuh dan sangat terlihat. Atau sensor EDA yang diterapkan ke bagian tubuh lainnya, yang memberikan pembacaan yang kurang akurat. Namun, dengan menggunakan teknologi e-tattoo yang dikembangkan, dapat memungkinkan untuk memantau telapak tangan dengan lebih akurat dan lebih tidak terlihat.

Penelitian ini terinspirasi oleh virtual reality (VR), game, dan metaverse yang masuk untuk memperbaiki teknologi pemantauan telapak tangan. Lu mengatakan para peneliti terus berusaha untuk memperbaiki teknologi ini karena dapat berpotensi besar dalam bidang sains dan teknologi. VR digunakan dalam beberapa kasus untuk mengobati penyakit mental; namun, kemampuan kesadaran manusia dalam VR tetap kurang dalam banyak hal. Sehingga penelitian ini dapat membantu dalam meningkatkan kemampuan kesadaran manusia dalam VR yang berpotensi membantu dalam pengobatan penyakit mental.