Rahasia Cokelat Terasa begitu Enak Sensasi Lumer di Mulut – Para ilmuwan telah berhasil memecahkan kode fisik yang terjadi di dalam mulut ketika seseorang memakan sepotong cokelat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sensasi yang muncul saat cokelat lumer di mulutlah yang membuat rasa cokelat begitu enak. Tim peneliti interdisipliner di Universitas Leeds menganalisis setiap langkah dari proses tersebut, dengan harapan bisa mengembangkan cokelat mewah generasi baru yang lebih sehat untuk dikonsumsi namun tetap memiliki rasa dan tekstur yang sama.
Temuan mereka merupakan bukti betapa pentingnya sains dan teknologi dalam mendukung inovasi di bidang kuliner. Dengan begitu, kita velvetmedia.id dapat terus mengeksplorasi potensi bahan makanan dan memperbaiki kualitas produk makanan secara lebih efektif dan efisien.
Lemak dalam cokelat memainkan peran penting dalam memberikan sensasi dan rasa yang nikmat. Namun, menurut Anwesha Sarkar, seorang profesor koloid dan permukaan di School of Food Science and Nutrition di Leeds, lokasi lemak dalam susunan cokelatlah yang paling penting di setiap tahap pelumasan, dan hal ini jarang diteliti.
Oleh karena itu, dengan menggunakan pengetahuan sains dan teknologi, kita dapat merancang makanan dengan rasa, tekstur, atau rasa yang lebih baik atau keuntungan sehat. Dalam hal cokelat, lapisan lemak harus berada di lapisan luar cokelat, diikuti dengan pelapisan partikel kakao yang efektif oleh lemak, untuk membantu membuat cokelat terasa enak, tanpa harus memiliki banyak lemak di dalamnya.
Dengan demikian, pengetahuan mekanistik tentang bagaimana makanan benar-benar terasa di mulut dapat memberikan wawasan berharga bagi industri makanan dalam merancang produk yang lebih baik dan sehat.
Penelitian yang diterbitkan di jurnal ilmiah ACS Applied Materials and Interface mengeksplorasi rasa dan tekstur cokelat dengan menggunakan teknologi tribologi. Studi ini dilakukan dengan menggunakan cokelat hitam merek mewah pada permukaan seperti lidah 3D buatan yang dirancang oleh University of Leeds.
Metode analitik dari bidang teknik tribologi digunakan untuk mengevaluasi interaksi permukaan dan cairan yang terjadi saat cokelat dikonsumsi. Dalam hal ini, air liur atau cairan dari cokelat berperan sebagai pelumas. Penelitian ini menunjukkan bagaimana sains dan teknologi dapat digunakan untuk memahami rasa dan tekstur makanan dan minuman secara lebih mendalam.
Baca juga: Kandidat Teknologi Misi Antarplanet Berawak Bisa Jadi Pendorong Plasma
Ketika cokelat dikonsumsi, lapisan lemak terlepas dan melapisi lidah serta permukaan lain di dalam mulut, memberikan sensasi halus saat cokelat berada di dalam mulut. Sebuah studi yang dilakukan oleh Siavash Soltanahmadi, seorang peneliti utama di bidang ilmu pangan dan nutrisi di Leeds, menyatakan bahwa dengan pemahaman lebih dalam mengenai mekanisme fisik yang terjadi saat mengonsumsi cokelat, generasi cokelat berikutnya dapat dikembangkan untuk menyajikan rasa yang sama nikmatnya dengan kandungan lemak yang lebih rendah sehingga menjadi pilihan yang lebih sehat.
Teknologi yang diterapkan pada penelitian ini juga dapat diaplikasi pada bahan makanan lain yang mengalami perubahan fase seperti es krim, margarin, atau keju. Para peneliti percaya bahwa teknologi ini dapat menghasilkan cokelat hitam dengan arsitektur berlapis gradien yang dapat menutupi permukaan cokelat dengan lemak sehingga memberikan pengalaman memanjakan diri yang diinginkan tanpa menambahkan terlalu banyak lemak di dalam tubuh cokelat. Dengan mengaplikasikan sains dan teknologi, produsen dapat merancang cokelat yang lebih sehat dan tetap menyajikan sensasi yang nikmat bagi para konsumen.